Senin, 01 Juni 2009

frank lloyd wright

FRANK LLOYD WRIGHT
and the Mastery of Space

Frank Lloyd Wright dilahirkan dengan nama Frank Lincoln Wright di kota pertanian Richland Center, Wisconcin, Amerika Serikat pada tanggal 8 juni 1867 dan wafat pada tanggal 9 april 1959. Dari pasangan William Carey Wright dengan Anna Lloyd Jones .


Ia adalah seorang seorang arsitek dan juga sebagai desain interior,penulis dan juga pendidik. Ia merancang lebih dari 1000 proyek dan yang berhasil dikerjakan adalah lebih dari 500 proyek.
Wright lebih dikenal sebagai seorang arsitek organik. Dan juga dikenal sebagai arsitek Amerika yang paling populer. Ketika masih kanak-kanak Wright menuangkan daya ciptanya dengan bermain menggunakan kotak-kotak taman bermain anak buatan Friedrich Wilhelm August Frobel (lebih dikenal sebagai Frobel Blocks) yang diberikan ibunya. Blok ini adalah bentuk geometri yang dapat disusun dalam berbagai bentuk kombinasi untuk membentuk komposisi tiga dimensi. Pembelajaran dari blok ini sangat mempengaruhi dirinya sehingga dalam otobiografinya Wright memaparkan tentang pengaruh dari latihan blok ini pada desain-desain yang dikerjakannya. Banyak sekali karyanya yang didasari pada bentuk geometri tersebut. Pada umur 14 tahun orangtuanya bercerai. Pada tahun 1885 Wright masuk ke universitas Wisconsin jurusan teknik mesin dimana ia bergabung dengan persaudaraan Phi Delta Theta dan mengambil kelas paruh waktu selama 2 semester sambil bekerja pada seorang professor dari teknik sipil , Alan D. Conover. Tahun 1887 Wright meninggalkan universitas tanpa gelar (walaupun ia mendapatkan penghargaan tinggi atas karya seninya dari Almamater pada tahun 1955) dan pindah ke Chicago, dan bergabung dengan Firma arsitektur dari Lyman Silsbe Yusuf. Dalam waktu satu tahun, dia meninggalkan Silsbe, dan ia magang pada perusahaan Adler dan Sullivan. Saat inilah ia mulai belajar pada Louis Sullivan terutama doktrin “arsitektur organik” yang kemudian diperluas olehnya dengan menyesuaikan antara interior dan lingkungan sekitarnya yang kemudian dikenal dengan gaya prairie.

Pada tahun 1890 Wright ditugaskan oleh perusahaan untuk mengerjakan semua karya disain rumah tinggal untuk semua pemukiman perusahaan. Pada tahun 1983 ia meninggalkan Louis Sulivan dan mulai mendirikan praktek sendiri di rumahnya. Prakteknya ini mengoleksi banyak sekali desain kreatif. Dan pada tahun 1901, ia telah menyelesaikan 50 proyek termasuk banyak rumah di oak park.
Pada tahun 1900-1910, cara desain perumahannya adalah gaya Prairie Houses (rumah liburan). Dibuat dengan konsep arsitektur organiknya dengan arsitektur. Sehingga penggunaan ruangnya harmonis dengan daerah pedesaan di sekitar Chicago, desainnya mengintegrasikan lansekap kedalam tapak, menggunakan fitur rumah yang besar, bangunannya rendah, atap yang landai, saluran yang bersih, cerobong asap yang tersembunyi, overhangs dan terraces, menggunakan material tradisional atau lokal, memakai pencahayaan alami dengan ventilasi yang besar, pemanasan diperoleh dari elemen lantai (batu alam). Garasinya menggunakan struktur yang sederhana dan hanya menggunakan atap, tanpa dinding. Perumahan ini ditetapkan sebagai contoh pertama dari “open plan”. Konsep open plan ini diilhami oleh padang rumput yang luas, terbuka di ladang pertanian milik pamannya di Spring Green dimana Wright dibesarkan.
Inovasi ini terbukti lebih mengakomodasi kebutuhan orang Amerika yang kian hari kian dinamis dan aktif. Dan Syarat dari interior ruang di perumahan gaya ini adalah gaya hallmarks. Contoh dari bangunan ini adalah gereja Unitarian yang dibakar pada tahun 1904, dan yang dirancang ulang oleh frank pada tahun 1905-1908. Wright percaya bawah yang harus menjadi pusat semua desain adalah manusia.

Pada tahun 1902 sahabat Wright, Darwin D. Martin seorang eksekutif dari perusahaan Sabun Larkin mengundang Wright ke Buffalo,New York untuk membangun sebuah gedung Administrasi baru (dialah yang banyak mempengaruhi rancangan Wright di Buffalo).

Gedung administrasi larkin
Tetapi yang mengherankan adalah yang dirancang bukan hanya sketsa dari gedung Administrasi Larkin, tetapi juga rumah untuk tiga eksekutif perusahaan :
• Rumah Darwin D.Martin
• Rumah Wiliam R.Heath
• Rumah Walter V. Davidson

Antara tahun 1907 dan 1908 frank membangun rumah Westcoot di Springfield,Ohio. Rancangan rumah ini bukan hanya mencerminkan inovatif gaya desain prairienya tetapi ia memadukan seni dan budaya Jepang dalam karakteristik desain tradisional Jepang. Rumah ini merupakan evolusi yang signifikan dari gaya Wright yaitu sebagai perpaduan dari konsep prairie dengan gaya arsitektur tradisional Jepang.
Wright membuat dua desain untuk rumah Westcoot, yang keduanya dimasukan dalam “Studies and Executed Buildings of Frank Lloyd Wright” yang diterbitkan oleh Ernst Wasmuth (Jerman,1910-1911). Buku ini umumnya dikenal Dengan Wasmuth Portofolio yang berisi tentang dua volume pekerjaan dan desain serta lebih dari 100 litografi Wright.
Karya Wright yang dianggap masterpieces dari akhir periode Prairie (1907-1909) adalah rumah Frederick Robie di Chicago dan rumah Avery dan Queene Coonley di Riverside,Illinois. Rumah Robie sangat terkenal karena menggunakan atap cantilever yang melayang dengan didukung oleh saluran baja sepanjang 34 m, yang dianggap sangat dramatis. Gedung ini berpengaruh besar pada arsitek muda eropa setelah perang dunia 1 dan kadang-kadang disebut sebagai “dasar dari modernisme”. Tetapi baru pada tahun 1910 dan 1911, setelah dua volume yang dikenal dengan nama Wasmuth Portofolio diterbitkan (dalam 2 edisi), barulah pekerjaan Wright dikenal luas di Eropa.

Kehidupan perkawinan Wright juga turut berpengaruh pada pekerjaannya. Ia menikah tiga kali. Dengan Catherine Lee Tobin tahun 1889, Miriam Noel tahun 1922, dan Olga Milanov Hinzenberg (Olgivanna) tahun 1928. Olgivanna pernah menjalani kehidupan sebagai pengikut mistik Armenia G. U Gurdjieff. Pengalaman wanita ini dengan Gurdjieff memberi pengaruh pada bentuk dan struktur karya Wright : Taliesin Fellowship pada tahun 1928 yang sekaligus menjadi studionya setelah di Oak Park. Nama Taliesin diambil dari nama seorang penyair yang berarti “muka yang berseri”. Rumah ini dirancang dengan tiga sayap atau cabang yang menyertakan ruang untuk tinggal, yaitu sebuah kantor (studio),bangunan dan peternakan. Alasan Wright menempatkan bangunan dalam lansekap adalah sebagai cara untuk mencari ide-ide dari desain arsitektur organik.
Pada tanggal 15 agustus 1914,sementara di Chicago, Wright menyelesaikan sebuah proyek besar (Midway Gardens), Julian Carlton, seorang hambanya membakar rumah Wright di Taliesin dan membunuh tujuh orang.


rancangan studio (kiri) dan ruang tempat tinggal (kanan)..
Setelah selama tahun 1920 mengalami pergolakan, maka setelah itu, Wright mulai memasuki periode setelah Prairie, dimana ia mulai merancang Graycliff yang merupakan karya paling inovatif , peletak dan pelopor untuk Fallingwater. Graycllif ini dibangun dari tahun 1926 sampai 1929 untuk Isabelle dan Darwin Martin di tubir menghadap Danau Erie,sebelah selatan Buffalo,New York. Wright merancang sebuah kompleks dengan tiga bangunan yang memiliki pekarangan luas, yang mencakup cantilever balkon, kendali teras dari jendela, dan layar yang transparan dari jendela yang memungkinkan orang melihat danau melalui bangunan. Graycliff dipenuhi cahaya dan dirancang dengan gaya organiknya Wright. Bahannya dari batu kapur yang diambil dari dekat pantai, plesteran berwarna merah dan mata atap tajam. Desain dari wright untuk wilaya sekitar gedung menggunakan fitur air, yang mengingatkan air danau, seperti kolam, air mancur, dan dinding dan batu cekung kebun dalam pola air terjun yang berada disekitar rumah.
Salah satu karya Wright yang paling terkenal adalah Fallingwater pada tahun 1935-1939 yang diperuntukan bagi bapak dan ibu Edgar J. Kaufmann sr, di Bear Run,Pennsylvania. Fallingwater ini dirancang sesuai dengan keinginan wright untuk menempatkan para tamu disekitar lingkungan,dengan mengalirkan air terjun dibawah bangunan dan menyesuaikan dengan tempat dan keadaan alam di sekitarnya. Konstruksinya menggunakan rangkaian balkon didukung balok balok, dengan menggunakan kapur untuk semua permukaan vertikal dan beton untuk permukaan horizontal.

Pada tahun 1930an Wright merancang rumah Usonian pertama. Dirancang dengan sangat praktis, untuk masyarakat kelas menengah, menggunakan bahan yang ramah lingkungan, atap datar, pencahayaan dari alam lewat jendela, dan berdasarkan desain sederhana namun elegan geometri,. Wright sangat berperan dalam serangkaian konsep pembangunan bersatu dengan istilah “kota Broadacre” (seluruh kota). Ia mengusulkan gagasan dalam bukunya The Disappearing City pada tahun 1932. Gagasan dalam bukunya ini tentang model masyarakat masa depan, yaitu bawah hanya orang-orang yang benar-benar menikmati “individualitas” adalah yang holistik dalam demokratis. Berisi semacam nilai-nilai Deklarasi Kemerdekaan karena alasannya bawah semua pemimpin (politisi,filosof,seniman,…….) telah gagal sehingga pembangunan usonian dipimpin oleh seorang arsitek. Pemerintah hanya menerima tugas. Gagasan ini kemudian muncul dibeberapa tempat di tahun berikutnya. Desain rumah usonian, menerapkan gaya baru untuk desainnya yaitu memakai fitur yang tidak terhingga dalam pengembangannya. Fitur-fitur itu adalah fitur modern Amerika, misalnya perencanaan yang terbuka, konstruksi teknik yang sederhana atau pengefisiensian dalam membangun.
Museum Solomon R. Guggenheim di New York adalah salah satu karya terakhir Wright sebelum meninggal. Dan yang pembangunanya memakan waktu paling lama (1943-1959). Bangunannya meningkat spiral lembut dengan warna krem hangat, dengan interior bagian dalam mirip cangkang laut. Yang unik dalam karya ini adalah pusat geometri yang dimaksudkan agar pengunjung dengan mudah merasakan pengalaman dari kumpulan lukisan-lukisan geometris non objektif.

Satu-satunya Skyscraper rancangan Wright yang berhasil diwujudkan adalah Price Tower (19 lantai) setinggi 67 m di Bartlesville,Oklahoma. Bangunan ini merupakan salah satu dari bangunan yang berorientasi vertikal hasil rancangan Wright (lainnya adalah Tower Penelitian SC Jonhson Wax di Racine,Wisconsin).

Beberapa gaya yang diterapkan pada rancangan Wright adalah Shingle-style ( Frank Lloyd Wright Home and Studio, Unity Chapel ), Chicago School ( Charnley Residence ), Prairie Style ( Robie House, Wingspread), blok beton Western ( Millard, Arizona Biltmore Hotel ), Usonian (Turkel House), arsitektur plastis dan organik ( Guggenheim Museum ).
Wright tertarik pada teori tentang desain perencanaan kota pada awal tahun 1900 dan terus berlanjut hinggah kematiannya. Pemikiran Wright tentang desain kota satelit (suburban) dimulai dengan artikel di Ladies Home Journal yang menampilkan “seri baru membangun model rumah suburban dengan biaya sedang /layak”.
Wright lebih dikenal sebagai arsitek organic,,suatu arsitektur yang dihasilkan murni dari konteks alami. Dan yang paling penting adalah hubungan antara tapak dan bangunan (dipengaruhi oleh pakar furnitur dan arsitek amerika Gustav Stickley) serta kebutuhan pelanggan. Prinsip-prinsip dari gaya arsitektur organik :
1. Kesederhanaan dan ketenangan
Prinsip ini berada dibelakang seni. Keterbukaan harus dimasukan kedalam struktur menjadi bentuk yang terpadu sehingga menjadi jenis dekorasi yang alami dan tenang. Detail dan dekorasi dikurangi dan bahkan fixtures,gambar dan mebel dalam struktur harus diintegrasikan.
2. Ada banyak gaya rumah
Prinsip ini memungkinkan ekspresi dari kepribadian masing-masing klien,walaupun rancangan wright selalu memberikan kontribusi yang signifikan.
3. Korelasi alam,topografi dengan arsitektur
Sebuah bangunan yang didirikan harus selaras dengan lingkungan di sekitarnya.
4. Warna alam
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembangunan harus selaras dengan warna alam.
5. Sifat bahan
Kayu harus seperti kayu dan batu bata harus seperti batu bata,warna dan tekstur mereka tidak boleh berubah.
6. Integritas rohani dalam arsitektur
Wright percaya bawah kualitas bangunan harus sejalan dengan kualitas manusia. Artinya bangunan harus memberikan sukacita dan suasana yang layak bagi penghuni. Hal ini menurutnya lebih penting dari banyak gaya.
Dalam proses perancangan Wright memfokuskan perhatian mulai dari hal yang besar sampai kepada rincian yang terkecil (termasuk detail furniture luar dan dalam,misalnya (perabot,karpet,jendela,pintu,meja,kursi,lampu hias,elemen perabot dll).Dia adalah seorang arsitek yang berpandangan bawah rancangan, pembuatan dan tujuan serta furniture dan benda-benda yang dipergunakan dalam bangunan adalah satu kesatuan dalam seluruh desain. Dalam mendesain rumah gaya Prairie ia menggunakan tema yang dikoordinasikan dengan elemen bangunan (biasanya berdasarkan bentuk tanaman) yang diulang dalam jendela,karpet dan perlengkapan lainnya). Ia selalu membuat inovasi baru dalam rancangannya. Seperti penggunaan bahan bangunan baru yang dibuat di pabrik : blok beton,kaca,batu bata dan seng cames untuk pencahayaan di jendela.

Wright juga merupakan salah satu arsitek yang merancang dan memasang listrik untuk pencahayan benda-benda, termasuk penggunaan lampu lantai yang menggunakan kap bulat (yang sebelumnya tidak dimungkinkan karena pembaasan pencahayaan fisik gas).
Sebagai konsekwensi dari kemajuan karirnya,Wright menggunakan mekanisasi dari industri kaca. Alasannya karena kaca sangat cocok dengan filosofi arsitektur organiknya, dan kaca dapat membuat orang melihat keluar rumah dan elemennya tetap terlindung. Pada tahun 1928, Wright menulis karangan yang berisi tentang perbandingan atau persamaan kaca dengan alam : termasuk danau,sungai dan kolam. Salah satu karya awal Wright yang menggunakan kaca adalah String Panes. Dengan memanfaatkan kaca,maka Wright berusaha untuk mencapai keseimbangan antara keringanan dari kaca dan kesolidan dinding yang keras.
Wright juga merupakan seorang yang menggunakan arsitektur guna mengatasi masalah di jamannya. Contohnya pada akhir abad ke-20 ketika pembantunya banyak yang malas atau absen dari pekerjaannya, maka Wright membangun rumah dengan rencana yang lebih terbuka sehingga ia dengan mudah dapat mengawasi pembantu yang bekerja.
Salah satu rancangan wright yang unik untuk rumah adalah tempat yang disediakan buat tamu. Karena menurutnya, selain sebagai property, agar tamu bisa menikmati keberadaan mereka, juga sebagai sarana agar para tamu yang datang tetap ingin tinggal disitu walaupun hanya satu atau dua malam. Contohnya rumah Louis Penfield di Ohio,rumah Haynes di Indiana,rumah Bernard Schwarts di Wisconsin,dan lain-lain.
Wright paling umum dikenal sebagai arsitektur organik, tetapi juga dikenal sebagai seorang pemimpin dan pendiri dari gerakan arsitektur gaya Prairie dan sekolahnya, dan juga sebagai orang yang mengembangkan konsep rumah Usonian.
Secara garis besar, maka hal-hal yang mempengaruhi rancangan dari Wright yaitu:
• Louis Sullivan (pada arsitektur organik, walaupun kemudian dikembangkannya lagi menjadi gaya prierie house))
• Alam :terutama bentuk,warna dan pola dari tumbuh-tumbuhan.
• Seni dan bangunan Jepang (ketika dia melihat replika di Kolumbia Exposition (1893) di Chicago dan juga selama perjalanannya ke Jepang)
• blok Frobel (ketika dia bermain dengan bentuk geometri yang disusun menjadi beberapa kombinasi sehingga membentuk tiga dimensi)
• lainnya adalah pada diri Wiener dan musik (terutama komposer Ludwig van Beethoven)
Selain pengaruh Wright dalam hubungan dengan arsitektur secara keseluruhan, maka Wright juga sangat berpengaruh bagi para arsitek dan seniman secara perorangan yaitu ketika mereka membantu dia di Taliesin. Yang kemudian membuat mereka semua menjadi arsitek dan seniman yang terkemuka seperti John Lautner,E.Fay Jones,Henry Clumb,dan Paolo Solery di bidang arsitektur dan Santiago Martinez Delgado dalam seni.
Pengaruh-pengaruh dari wright terhadap budaya atau bidang lain adalah:
• Desain dari rumah Hitchcock dalam film North By Northwest adalah berdasarkan gaya arsitektur Wright.
• Rekaman Simon dan Garfunkel dengan judul lagu“So Song, Frank Lloyd Wright” pada tahun 1970 di album Bridge Over Troubled Water.Art Garfunkel adalah longtime arsitektur.
• Pahlawan arsitek : Howard Roark dalam novel Ayn Rand yang secara luas dianggap berdasarkan pada kehidupan Wright.
• Sebuah versi Frank Lloyd Wright muncul dalam “Dan Simmons Hyperion Cantos.

Terima kasih
Tuhan memberkati






Kajilah alam, cintai alam, tinggala dekat dengan alam.
Maka Ia tidak akan pernah menggagalkan Anda.
o dikutip di Gaya Wright (1992) oleh Carla Lind, hal 3




Referensi :
 Secrets,meryle.1992. a biography frank Lloyd wright.chicago : university of chicago press.
 Wikipedia bahasa inggris, ensiklopedia bebas.
 Wikipedia bahasa Greece, ensiklopedia bebas.
 Wikipedia bahasa spanyol, ensiklopedia bebas.
 Wikipedia bahasa jerman, ensiklopedia bebas.
 http://nl.wikipedia.org/wiki/Frank_Lloyd_Wright.
 http://www.greatbuildings.com/architects/Frank_Lloyd_Wright.htm.

globalisme

Globalisme dan pengaruhnya pada arsitektur


Globalisme berasal dari kata global yang berarti umum atau universal. Tetapi perlu kita ketahui bawah arti globalisme tidak terbatas pada suatu bidang tertentu. Jadi kalau kita mau menulis tentang arti atau makna dari globalisasi maka kita harus melihat konteksnya atau dari sisi mana kita melihatnya. Entah sebagai proses perubahan yang alami dari kehidupan kita, baik itu proses sosial, sejarah yang mana proses itu membawa orang semakin terikat menjadi suatu tatanan masyarakat yang satu atau homogen. Sehingga dengan penyatuan itu maka batas-batas geografis,ekonomi,dan budaya masyarakat menjadi tidak diperhatikan atau menjadi seragam satu dengan yang lainnya. Tetapi orang bisa juga melihat globalisasi sebagai suatu proyek yang diusung oleh negara adikuasa sehingga globalisasi dipandang sebagai suatu model kapitalisasi. Dengan demikian dampak yang paling besar dari globalisasi adalah dibidang ekonomi yaitu negara yang mampu bersaing akan menjadi semakin kaya, sebaliknya negara yang tidak mampu menangkap peluang dan bersaing, maka otomatis mereka akan semakin terpinggirkan.
Kalau kita mau menelaah lebih jauh maka globalisasi membawa dampak hampir disemua bidang kehidupan. Tetapi disini,karena saya sebagai seorang calon arsitektur maka saya hanya akan melihat dampak globalisasi terhadap arsitektur.
Seperti yang saya ulas diatas,bawah dampak umum dari globalisasi yaitu penyeragaman bentuk. Maka hal ini pun terjadi di arsitektur. Sekarang ini kebanyakan gaya arsitektur di indonesia diimpor dari negara-negara barat yang mana,semuanya itu memiliki kemiripan di semua tempat (negara) dan hal inilah yang sekarang ini dinamakan sebagai arsitektur modern. Dan hal ini merupakan suatu fenomena yang harus dihadapi oleh para arsitek di masa mendatang. Apakah kita akan mempertahankan tradisi atau malah meninggalkan tradisi yang berabad-abad lamanya dan menerapkan “yang modern dalam perencanaan kita” atau bahkan kita menggabungkan keduanya menjadi suatu bentuk yang baru. Dalam hal ini tidak meninggalkan tradisi dan juga tidak mengabaikan “kemoderenan”.
Jadi menurut saya dampak yang pertama dari globalisasi bagi arsitektur adalah menghilangnya budaya atau tradisi yang ada di masyarakat dan diganti dengan sesuatu yang umum atau global, kalau para arsitek dan kliennya tidak memandang tradisi sebagai suatu yang layak dipertahankan . Dan belum tentu sesuatu yang global itu sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat. Contoh hal ini dapat kita lihat pada rumah khas jogja yaitu JOGLO. Dimana sekarang ini rumah itu sudah jarang kita jumpai di masyarakat dan diganti dengan rumah-rumah yang minimalis.
Karena gaya hidup modern identik dengan bagunan yang simple,bersih,dan fungsional maka hal ini akan membawa dampak pada masyarakat sehingga mereka menuntut gaya hidup yang lebih cepat,fungsional,dan efisien. Hal ini juga nantinya akan berpengaruh pada keinginan mereka untuk memilih bangunan atau rumah yang mau didirikan. Apakah mau memilih untuk membuat rumah minimalis yang sesuai dengan fungsinya dengan tidak ada ornamen-ornamen yang rumit, teknik pembutan yang rumit dengan upacara-upacaranya yang memakan biaya banyak ataukah ia mau mempertahankan tradisi yang berlaku dengan memilih”joglo” dengan ornamen dan lukisan yang penuh makna. Atau bahkan juga ia membuat terobosan dengan menggabungkan keduanya.
Setelah melihat hal-hal diatas maka saya bisa menyimpulkan bawah ciri umum dari arsitektur modern sebagai dampak globalisasi adalah:
• Mengutamakan ruang, dilihat dari fungsinya
• Penyederhanaan bentuk
• Penyeragaman

Minggu, 31 Mei 2009

teori arsitektur 02.

PERUBAHAN FUNGSI BENTENG VASTENBERG

Benteng vastenberg merupakan bangunan peninggalan belanda yang didirikan oleh guberur jendral baron van imhoff pada tahun 1745 atau 32 tahun sesudah berdirinya Surakarta, sebagai benteng pertahanan di daerah jawa tengah.

Bentuk bangunan tidak banyak berbeda dengan benteng-benteng belanda di lain kota,seperti benteng vredenburg di jogja ,benteng ontmoeting di ungaran, yaitu berupa bujur sangkar yang ujung-ujungnya terdapat penonjolan ruang yang sama untuk teknik peperangan yang disebut seleka (bastion). Pintu masuk ada 2 yaitu barat dan timur dengan jembatan jungkit yang menghadap ke timur dan barat. Bangunan terdiri dari beberapa barak yang terpisah dengan fungsi masing-masing dalam militer. Di tengahnya terdapat lahan terbuka untuk persiapan pasukan atau apel bendera.

Benteng ini dahulu merupakan benteng pertahanan yang berkaitan dengan kediaman gubernur jendral belanda (sekarang kantor walikota) di kawasan Gladak. Dan pada saat terjadi pemberontakan Pangeran Diponegoro, benteng ini juga digunakan sebagai tempat untuk mengawasi pergerakan Keraton Kasunanan karena Raja Surakarta, Paku Buwono VI membantu pergerakan Pangeran Diponegoro. Dan pada saat itu, Vastenberg juga menjadi awal kompleks hunian perkantoran. Letak benteng ini sangat strategis karena terletak di daerah pusat kota Surakarta dan berhadapan langsung dengan keraton. Bangunan benteng dikelilingi batu bata setinggi 6 meter dengan konstruksi bearing wall dan parit yang lebar dan dalam sebagai tempat pertahanan dengan penghubung jembatan angkat untuk menuju kepintu gerbang benteng yang menghadap ke barat

Perubahan benteng ini sangat erat kaitannya dengan perpindahan kepengurusan. Mulai jaman didirikan,yaitu jaman penjajahan belanda, jaman pendudukan jepang, dan jaman kemerdekaan.
Sejalan dengan perpindahan kepengurusan ini maka fungsi dari benteng pun berubah. Yaitu pada jaman penjajahan belanda sebagai tempat pertahanan yang berhubungan dengan rumah Gubernur Jendral dan juga untuk mengawasi pergerakan Keraton, pada jaman pendudukan Jepang digunakan sebagai pangkalan militer. Dan terakhir pada jaman kemerdekaan pernah digunakan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk mempertahankan kemerdekaan. Khususnya pada tahun 1970-1980-an benteng ini sering digunakan sebagai tempat pelatihan keprajuritan dan pusat Brigade Infenteri 6/Trisakti Baladaya /Kostrad untuk wilayah Karesidenan Surakarta dan sekitarnya. Dan saat Orde Baru, benteng dialihkan kepemilikannya oleh pemerintah kota kepada perusahaan perorangan kemudian dialihkan lagi kepada pengusaha swasta lainnya yang menguasai aset berharga ini sampai saat ini.
Namun sayangnya, keberadaan benteng sebagai artefak historis kota, saat ini sangat terbengkalai dan tidak terurus serta tidak digunakan untuk fungsi-fungsi yang lebih sesuai dan bahkan, kalau kita masuk kedalam benteng maka yang kita lihat adalah sekawanan kambing yang sedang merumput.
Menurut rencana, maka di lokasi benteng mau didirikan hotel dan mall dan bangunan lain yang bernilai komersial. Dan hal ini bisa dijadikan sebuah bukti bagaimana Negara kita sebagai Negara berkembang memiliki kecenderungan untuk meniru Negara maju (demonstration affect), yang sering kali dicapai dengan mengambil unsur-unsur yang baik dari berbagai paradigma (fusion effect) dan ingin mencapai prestasi yang oleh Negara-Negara maju dicapai berabad-abad hanya dalam beberapa dasawarsa (Horowitz,P.4). Hal ini menimbulkan terjadinya degradasi baik kualitas,visual maupun sosial.

Bila bangunan yang mewakili nilai-nilai sejarah,semacam benteng ini tidak diperhatikan atau bahkan digusur untuk pembangunan yang bernuansa modern, tanpa memperhatikan tata ruang kota dan segi historis keberadaan benteng, maka lenyaplah sebagian dari sejarah kota yang sebenarnya telah menciptakan suatu identitas tersendiri bagi “kota budaya Surakarta”. Dan juga generasi yang akan datang tidak akan dapat lagi melihat sejarah daerah yang tercermin dalam lingkungan binaannya (benteng). Hal ini dikarenakan karena setiap kota berwajah tunggal (monotone) tanpa memiliki identitas. Sebagaimana diketahui kesinambungan masa lalu – masa kini – masa depan, yang mengejawantah dalam suatu karya arsitektur setempat merupakan faktor kunci dalam penciptaan harga diri, percaya diri, dan jati diri atau identitas suatu daerah. Keberadaan benteng ini akan mencerminkan kisah sejarah, tata cara hidup, budaya dan peradapan masyarakatnya. Jadi hal yang paling baik dilakukan untuk mempertahankan keberadaan benteng ini adalah melakukan konservasi . Konservasi dapat dilakukan dengan cara adaptasi atau revitalisasi fungsi, karena benteng vastenberg memenuhi syarat sebagai bangunan yang mewakili suatu ragam karya arsitektur (bangunan militer),sebagai satu-satunya benteng kolonial yang ada di Surakarta (kelangkaan),sebagai saksi sejarah penaklukan Keraton (peranan sejarah), keberadaan benteng dapat memperkuat identitas sosial kota solo sebagai kota budaya (memperkuat kawasan didekatnya), dan benteng ini juga memiliki keistimewaan-keistimewaan lain. Sehingga keberadaanya perlu dipertahankan tetapi fungsinya harus diadaptasi dengan kondisi jaman sekarang misalnya digunakan sebagai sasana budaya atau tempat wisata. Dan diharapkan agar kepemilikan benteng diserahkan kepada pemerintah atau keraton sebagai penjaga sasana budaya untuk mengurusnya. Dan dalam mewujudkan hal ini maka dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak baik pemerintah sebagai pemegang kekuasaan, keraton kasunanan sebagai penjaga sasana budaya, investor sebagai pelaksana, maupun masyarakat kota, untuk memelihara,melestarikan dan mengembangkan kawasan benteng menjadi lebih baik. Dengan terintegrasinya keempat unsur ini maka upaya revitalisasi fungsi benteng sebagai sasana budaya pasti akan tercapai.
Upaya revitalisasi pada benteng jangan dilihat dari segi estetika semata, tetapi harus dilihat sebagai sebuah warisan budaya yang dalam bentuk fisik telah mencerminkan sejarah perkembangan masyarakat dan menjadi simbol kesinambungan yang jauh lebih panjang daripada masa hidup satu generasi atau akan menumbuhkan ikatan yang erat antara masa kini dan masa lampau dan menciptakan harga diri sebagai suatu bangsa. Dan dalam proses revitalisasi harus diperhatikan juga segi sosial ekonomi, Khususnya yang berkaitan dengan peningkatan pendapatan dan perluasan lapangan kerja. Agar disamping memberikan pemasukan bagi daerah juga bisa digunakan untuk memperbaiki kualitas benteng. Contohya : sebagai sasana budaya maka didalam benteng ditempatkan barang-barang peninggalan kuno dan setiap pengunjung yang datang ditarik kontribusi atau bisa juga memanfaatkan ruang kosong ditengah (halaman benteng)sebagai tempat seminar atau pertemuan-pertemuan yang semuanya ini bisa mendatangkan pendapatan yang tidak sedikit.

Demikian diungkapkan guru besar UNDIP Prof.Ir.Eko Budiharjo Msc dalam dialog publik dengan tema “Benteng Vastenberg cagar budaya untuk publik” di Bale Tawangarum Kompleks Balaikota,selasa(17/2). Hadir pula sebagai pembicara Widya Widayati dari Balai Pelestarian Pusaka Indonesia. Dan hal yang patut juga diperhitungkan dalam merevitalisasi fungsi benteng adalah harus berpihak pada kelestarian dan keserasian lingkungan,baik dalam skala proporsi, tinggi, pola, bahan, tekstur dan pola pewarnaannya,contohnya penutup sebaiknya menggunakan genteng atau sirap sesuai dengan bahan atap yang sudah ada,ujar Habib Yahya dalam sosialisasi rencana pembangunan kawasan benteng vastenberg di aula gedung pasca sarjana UNS (5/1). Hadir pula menjadi pembicara, pakar AMDAL Guntur Riyanto, pakar hukum Pius Triwahyudi.
Kesimpulan :
Di dunia, yang tidak berubah adalah perubahan. Hal ini juga terjadi pada fungsi Benteng Vastenberg. Didirikan untuk pertahanan sekarang direvitalisasi untuk sasana budaya. Yang berubah adalah fungsi tetapi fisik tetap terjaga. Fisik mewakili identitas dan fungsi memberi kehidupan pada fisik. Keduanya saling tergantung.

Daftar pustaka :
Sidharta, eko budiharjo, 1989. konservasi lingkungan dan bangunan bersejarah di Surakarta.gadjah mada university prees.yogyakarta.
Wibawa, Samodra. 1991. Pembangunan Berkelanjutan : Konsep dan Kasus. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Soeratman,darsiti,1989.kehidupan dunia keraton Surakarta.taman siswa .yogyakarta: tamansiswa
Wikipedia bahasa Indonesia,ensiklopedia bebas

Terima kasih
TUHAN MEMBERKATI

Senin, 30 Maret 2009

sustainability ukdw

Kalau kita mau menilai suatu karya arsitektur (misalnya ukdw) maka kita perlu tahu, apa sih sebenarnya yang berubah dari karya arsitektur itu ?

Arsutektur di era tahun 60-an bertedensi pada warna abu-abu yang diterapkan dengan penggunaan material beton. Pada era 80-an,penampilan bergeser kenuansa pastel dengan masuknya era postmodernisme. Dan dimasa kini arsitektur telah berubah menjadi semakin green.

Jadi,apakah dimasa kini dapat kita katakan bawah suatu karya arsitektur hanya dapat bertahan (juga ukdw) jika ia menggunakan konsep green dalam bangunannya?. Tentu saja hal ini bukan merupakan satu-satunya kriteria. Dan karenanya tidak juga menutup kemungkinan bawah karya yang tidak hijau tidak akan bertahan.Karena suatu bangunan juga akan bertahan jika ia memperhatikan futurity,environment,equity,participation. (moughfin.1996:1011).

Suatu bangunan akan bertahan jika ia memiliki elemen fisik yang ramah dengan lingkungan dan bersahabat dengan masa depan (hal ini termasuk interior,lanskap,bahan-bahan). Tetapi selain itu suatu karya arsitektur akan sustain jika ia memperhatikan partisipasi masyarakat dalam perencanaannya. Dan kalau bangunanya itu sudah ada maka untuk menentukan sustain atau tidak maka orang juga harus menilai tentang persepsi masyarakat di sekitarnya,apakah bangunan itu akan sustain atau tidak. Dan hal ini akan memberikan keuntungan bagi karya dan orang yang memakai karena dengan melibatkan masyarakat dalam menilai,maka akan memperkaya wacana pihak-pihak yang terlibat (multi-valued discussion)sehingga timbul keinginan untuk memahami masalah pihak lain (ikaputra,2000b:6). Dan karena melibatkan masyarakat dengan persepsi tentang bangunan itu, maka mereka akan juga terlibat dalam perawatan dan sebagainya.

Sementara itu,menurut kline,91997:154) yang mengatakan apa yang disebut dengan sustainable community,yakni economic security,ecological integrity,quality of life,enpowerment with responsibility.

Jadi suatu bangunan akan bertahan jika ia memberikan dampak positif entah dalam hal ekonomi,alam lingkungan,kualitas hidup. Bukan hanya bagi penggunanya tetapi juga bagi masyarakat disekitarnya. Karena suatu karya arsitektur bukan hanya milik penggunanya tetapi merupakan milik semua kalangan.

Dan bertolak dari hal ini maka saya bisa mengatakan bawah universitas kristen duta wacana telah sedikit memenuhi kriteria-kriteria ini,karena dengan kehadiran ukdw ini maka bermunculan pula penghasilan yang tidak sedikit bagi masyarakat disekitarnya,misalnya dengan didirikan warung-warung makan,rumah-rumah kos dan hal lainnya dan bagi negara, ukdw telah mengharumkan nama indonesia dengan prestasi di tingkat 3000-an perguruan tinggi swasta terbaik di dunia. Dan kalau berbicara tentang alam lingkungan maka ukdw juga telah memberikan andil yang cukup besar bagi kelestarian lingkungan ditengah kampung klitren yang padat dengan banyaknya pohon-pohon dilingkungan kampus. Dan karena memberikan dampak yang baik dibidang ekonomi bagi warga disekitar, maka hal ini pula secara langsung akan meningkatkan kualitas hidup mereka. Dan bagi masyarakat indonesia, akan meningkatkan kualitas pendidikan dengan banyaknya mahasiswa yang menuntut ilmu disini sehingga nantinya akan meningkatkan taraf hidup mereka ditempat asalnya.

Perlu disadari, bawah melakukan pembangunan sekecil apapun lingkupnya,berarti melakukan sebuah perubahan besar terhadap keseimbangan lingkungan dan ekosistem didalamnya dan termasuk juga dampak sosial terhadap masyarakat. Jadi seturut pendapat ini maka saya bisa mengatakan bawah dalam perkembangan berikutnya ukdw tidak perlu membangun bangunan yang baru dilokasi yang kosong tetapi harusnya membangun diatas bangunann yang sudah ada (meninggikannya)sehingga lahan yang kosong bisa digunakan untuk lahan terbuka yang mana bisa digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain dan dalam pembangunannya harus memperhatikan bukaan-bukaan yang banyak sehingga hal ini akan menghemat enrgi dimana kita tidak perlu memakai AC kata nirwono yoga,desainer lanskap yang juga pemerhati lingkungan.

Tetapi selain itu disekeliling kompleks perlu ditanami banyak lagi pepohonan sehingga bukaan yang dibuat tidak akan memasukan udara panas tetapi sebaliknya akan mengalirkan udara sejuk.

Dan setelah ini maka saya akan melihat pendapat dari becker et.al.(1999:4) yang mengalihkan pembahasan tentang sustainabilitas bukan pada urusan utama melestarikan lingkungan tetapi lebih banyak mengarah pada pertanyaan “bagaimana masyarakat membentuk sikap siap untuk berubah”. Dengan demikian fokus pada aspek futuristik,aspek sosial budaya,aspek sosial politik, dan lingkungan hanya kelanjutan dari pemberdayaan dan partisipasi masyarakat yang ada.

Setelah mellihat pendapat-pendapat diatas maka saya bisa mengatakan bawah persepsi dari masyarakat tentang suatu bangunan itu sustain atau tidak tergantung dari partisipasi yang diberikan kepada meraka. Karena habraken (1990:72) menganggap bawah pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki masyarakat tidak kalah hebat dengan para pakar apabila mereka mendapat kesempatan yang sama untuk mengemukakan masalah,pendapat,maupun gagasan dalam menilai sesuatu. Dan juga elemen fisik dari bangunan yang bertahan dari ukdw, tergantung dari keunikannya. Dan hal ini juga perlu pertisipasi dari masyarakat agar dapat menghasilkan kesepakatan bersama(shared vision) atas pokok-pokok bahasan penting yang terkait (abram,1971:63; dan ikaputra,2000a :2). Dan suatu bangunan akan berubah-ubah jika dilihat dari aktifitas yang dilakukan di tempat itu,misalnya ukdw siangnya digunakan sebagai tempat perkuliahan tujuan utama),maka malam bisa juga digunakan sebagai tempat pertunjukan wayang dalam situasi dan kondisi tertentu(mis,gedung didaktos). Dan kalau membicarakan tentang kebertahanan suatu bangunan maka kita juga melihat apakah bangunan yang ada itu bersejarah, atau mempengaruhi hidup banyak orang. Karena semakin bangunan itu mempengaruhi banyak orang dengan keberadaannya mis,sebagai tempat awal mereka menuntut ilmu atau masuk perguruan tinggi maka tingkat kebertahanannya semakin tinggi......

Kamis, 26 Februari 2009

solusi

solusi



Aku hendak menceritakan

Cerita anak raja

yang berbicara kepada kijang

menulislah bagiku...........!

wahai anak raja,

wahai makhluk mulia,

jangalah marah kepadaku

karena aku tidak dapat.

siapa yang menjadi guruku.............?

siapa yang mengajariku................?

bercerminlah,

ya,bercerminlah wahai makhluk mulia

kamu setinggi langit

aku masih diibawah bumi

siapa yang dapat mengerti,,

siapa yang menelaah

kata-katamu yang bijak.

bagiku hanyalah angin

hanyalah hembusan dan bukan sejuknya

aku bodoh menurutmu

dan kamu pandai menurutmu

kamu mencaciku

kamu menghinaku

dan aku tidak mengerti

kamu mengajariku

namun aku hanyalah objek

wahai makhluk mullia

turunlah dari langitmu

datanglah kebawah bumi

ceritakanlah

ajarkanlah aku

ajarkan kebijaksanaanmu

agar aku dapat tahu

agar aku dapat merasakan

kekhawatiran anak raja

dan berusaha

hinggah kita hidup aman

kamu,aku,mereka,dan dia


maksud dari puisi ini adalah kalau kita mau membicarakan tentang pencegahan pemanasan global maka pertama yang harus kita lakukan adalah memperhatikan pendidikan dari masyarakat (dan justru hal ini akan menambah identitas dari kota Yogyakarta. bukan saja sebagai kota pelajar tetapi sebagai kota pelajar masyarakat) karena pendidikan dari masyarakat rendah maka isu dari pemanasan global hanya akan menjadi angin lalu, dan mereka akan terus melakukan hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan untuk mencegah pemanasa
karena dampak dari pemanasan global bukan hanya pada permukaan air laut yang naik tetapi juga akan adanya badai, curah hujan yang tidak menentu, dll. sehingga kalau pendidikan masyarakan tinggi, maka mereka akan sadar akan bahaya pemanasan global dan berusaha bersama-sama mencari cara untuk mengatasi atau beradaptasi dengannya.

by
Marianus B. Twelu
21081288