Senin, 01 Juni 2009

globalisme

Globalisme dan pengaruhnya pada arsitektur


Globalisme berasal dari kata global yang berarti umum atau universal. Tetapi perlu kita ketahui bawah arti globalisme tidak terbatas pada suatu bidang tertentu. Jadi kalau kita mau menulis tentang arti atau makna dari globalisasi maka kita harus melihat konteksnya atau dari sisi mana kita melihatnya. Entah sebagai proses perubahan yang alami dari kehidupan kita, baik itu proses sosial, sejarah yang mana proses itu membawa orang semakin terikat menjadi suatu tatanan masyarakat yang satu atau homogen. Sehingga dengan penyatuan itu maka batas-batas geografis,ekonomi,dan budaya masyarakat menjadi tidak diperhatikan atau menjadi seragam satu dengan yang lainnya. Tetapi orang bisa juga melihat globalisasi sebagai suatu proyek yang diusung oleh negara adikuasa sehingga globalisasi dipandang sebagai suatu model kapitalisasi. Dengan demikian dampak yang paling besar dari globalisasi adalah dibidang ekonomi yaitu negara yang mampu bersaing akan menjadi semakin kaya, sebaliknya negara yang tidak mampu menangkap peluang dan bersaing, maka otomatis mereka akan semakin terpinggirkan.
Kalau kita mau menelaah lebih jauh maka globalisasi membawa dampak hampir disemua bidang kehidupan. Tetapi disini,karena saya sebagai seorang calon arsitektur maka saya hanya akan melihat dampak globalisasi terhadap arsitektur.
Seperti yang saya ulas diatas,bawah dampak umum dari globalisasi yaitu penyeragaman bentuk. Maka hal ini pun terjadi di arsitektur. Sekarang ini kebanyakan gaya arsitektur di indonesia diimpor dari negara-negara barat yang mana,semuanya itu memiliki kemiripan di semua tempat (negara) dan hal inilah yang sekarang ini dinamakan sebagai arsitektur modern. Dan hal ini merupakan suatu fenomena yang harus dihadapi oleh para arsitek di masa mendatang. Apakah kita akan mempertahankan tradisi atau malah meninggalkan tradisi yang berabad-abad lamanya dan menerapkan “yang modern dalam perencanaan kita” atau bahkan kita menggabungkan keduanya menjadi suatu bentuk yang baru. Dalam hal ini tidak meninggalkan tradisi dan juga tidak mengabaikan “kemoderenan”.
Jadi menurut saya dampak yang pertama dari globalisasi bagi arsitektur adalah menghilangnya budaya atau tradisi yang ada di masyarakat dan diganti dengan sesuatu yang umum atau global, kalau para arsitek dan kliennya tidak memandang tradisi sebagai suatu yang layak dipertahankan . Dan belum tentu sesuatu yang global itu sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat. Contoh hal ini dapat kita lihat pada rumah khas jogja yaitu JOGLO. Dimana sekarang ini rumah itu sudah jarang kita jumpai di masyarakat dan diganti dengan rumah-rumah yang minimalis.
Karena gaya hidup modern identik dengan bagunan yang simple,bersih,dan fungsional maka hal ini akan membawa dampak pada masyarakat sehingga mereka menuntut gaya hidup yang lebih cepat,fungsional,dan efisien. Hal ini juga nantinya akan berpengaruh pada keinginan mereka untuk memilih bangunan atau rumah yang mau didirikan. Apakah mau memilih untuk membuat rumah minimalis yang sesuai dengan fungsinya dengan tidak ada ornamen-ornamen yang rumit, teknik pembutan yang rumit dengan upacara-upacaranya yang memakan biaya banyak ataukah ia mau mempertahankan tradisi yang berlaku dengan memilih”joglo” dengan ornamen dan lukisan yang penuh makna. Atau bahkan juga ia membuat terobosan dengan menggabungkan keduanya.
Setelah melihat hal-hal diatas maka saya bisa menyimpulkan bawah ciri umum dari arsitektur modern sebagai dampak globalisasi adalah:
• Mengutamakan ruang, dilihat dari fungsinya
• Penyederhanaan bentuk
• Penyeragaman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar